SAAT mempersiapkan pernikahan, sebaiknya jangan lewatkan tes kesehatan pra nikah. Selain memperdalam keyakinan Anda terhadap pasangan, tes kesehatan pra nikah juga memungkinkan Anda mendapatkan keturunan yang sehat.
Pemeriksaan pra nikah merupakan salah satu tahap dalam persiapan yang tidak boleh dilewati. Banyak konflik dalam pernikahan yang mungkin berujung pada perceraian diakibatkan oleh masalah kesehatan, kesuburan dan keturunan.
Tapi dengan saling mengenal kondisi kesehatan Anda dan pasangan, masalah itu telah Anda antisipasi dan cegah sejak awal.
"Setiap pasangan yang akan menikah butuh keterbukaan tentang kesehatan," jelas dr Frizar Irmansyah, SpOG, dokter spesialis ginekologi dari RS Pusat Pertamina, dalam acara Seminar Kesehatan 100% Siap Nikah di Prodia Tower, Jakarta.
Tes kesehatan sebelum pernikahan bisa mendeteksi kemungkinan berbagai penyakit menular, menahun, genetik yang diturunkan seperti:
1. Diabetes Mellitus
2. Kelainan jantung bawaan
3. Hipertensi
4. Hepatitis B
5. HIV/AIDS
6. TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex virus tipe 2).
7. Penyakit menular seksual (PMS) seperti sifilis, herpes, gonorrhea (kencing nanah).
8. Ketidakcocokkan golongan darah ABO dan rhesus
"Penyakit-penyakit tersebut tentunya sangat mempengaruhi kesehatan pasangan dan keturunannya kelak. Jadi pemeriksaan pra nikah ini penting untuk bisa mendapatkan keturunan yang sehat," jelas dr Frizar lebih lanjut.
Berikut akibat-akibat penyakit yang bisa menurun:
1. Penyakit seperti diabetes melitus, kelainan jantung dan hipertensi, kelainan darah cenderung diturunkan. Calon ibu yang mempunyai kadar gula tinggi, bila tidak dikontrol dapat berisiko cacat pada janinnya atau mengalami komplikasi kehamilan seperti janin besar, gangguan pertumbuhan pada janin, proses kelahiran yang sulit atau janin meninggal di dalam kandungan.
Tapi bila kondisi ini diketahui sejak awal, dapat dilakukan perubahan gaya hidup dan bila perlu dilakukan pengobatan agar kadar gula darah terkendali dan komplikasi dapat dicegah atau dihindari.
2. Penyakit infeksi seperti hepatitis B juga bisa ditularkan ibu kepada janinnya atau dari sang suami kepada istrinya. Sebagian besar PMS termasuk sifilis, herpes, gonorrhea juga bisa mengakibatkan terjadinya kecacatan pada janin.
3. Ketidakcocokkan rhesus juga sangat mempengaruhi janin, seperti janin mengalami anemia, jaundice (kuning) dan komplikasi lainnya. Ketidakcocokkan rhesus ini sering terjadi pada pasangan berbeda ras.
"Dengan tes kesehatan, pasangan bisa mengetahui penyakit-penyakit tersebut lebih awal, sehingga nantinya bisaa dilakukan usaha pengobatan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," jelas dr Frizar.
Kapan melakukan tes kesehatan pra nikah?
6 bulan sebelum pernikahan dilangsungkan adalah waktu ideal untuk melakukan pemeriksaan, dengan pertimbangan masih cukup waktu untuk menangani masalah kesehatan yang mungkin ditemukan. Namun, jika tidak memungkinkan, kapan pun sebelum pernikahan dilangsungkan, Anda bisa melakukan pemeriksaan.(dfr)
Related Articles :
Pemeriksaan pra nikah merupakan salah satu tahap dalam persiapan yang tidak boleh dilewati. Banyak konflik dalam pernikahan yang mungkin berujung pada perceraian diakibatkan oleh masalah kesehatan, kesuburan dan keturunan.
Tapi dengan saling mengenal kondisi kesehatan Anda dan pasangan, masalah itu telah Anda antisipasi dan cegah sejak awal.
"Setiap pasangan yang akan menikah butuh keterbukaan tentang kesehatan," jelas dr Frizar Irmansyah, SpOG, dokter spesialis ginekologi dari RS Pusat Pertamina, dalam acara Seminar Kesehatan 100% Siap Nikah di Prodia Tower, Jakarta.
Tes kesehatan sebelum pernikahan bisa mendeteksi kemungkinan berbagai penyakit menular, menahun, genetik yang diturunkan seperti:
1. Diabetes Mellitus
2. Kelainan jantung bawaan
3. Hipertensi
4. Hepatitis B
5. HIV/AIDS
6. TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex virus tipe 2).
7. Penyakit menular seksual (PMS) seperti sifilis, herpes, gonorrhea (kencing nanah).
8. Ketidakcocokkan golongan darah ABO dan rhesus
"Penyakit-penyakit tersebut tentunya sangat mempengaruhi kesehatan pasangan dan keturunannya kelak. Jadi pemeriksaan pra nikah ini penting untuk bisa mendapatkan keturunan yang sehat," jelas dr Frizar lebih lanjut.
Berikut akibat-akibat penyakit yang bisa menurun:
1. Penyakit seperti diabetes melitus, kelainan jantung dan hipertensi, kelainan darah cenderung diturunkan. Calon ibu yang mempunyai kadar gula tinggi, bila tidak dikontrol dapat berisiko cacat pada janinnya atau mengalami komplikasi kehamilan seperti janin besar, gangguan pertumbuhan pada janin, proses kelahiran yang sulit atau janin meninggal di dalam kandungan.
Tapi bila kondisi ini diketahui sejak awal, dapat dilakukan perubahan gaya hidup dan bila perlu dilakukan pengobatan agar kadar gula darah terkendali dan komplikasi dapat dicegah atau dihindari.
2. Penyakit infeksi seperti hepatitis B juga bisa ditularkan ibu kepada janinnya atau dari sang suami kepada istrinya. Sebagian besar PMS termasuk sifilis, herpes, gonorrhea juga bisa mengakibatkan terjadinya kecacatan pada janin.
3. Ketidakcocokkan rhesus juga sangat mempengaruhi janin, seperti janin mengalami anemia, jaundice (kuning) dan komplikasi lainnya. Ketidakcocokkan rhesus ini sering terjadi pada pasangan berbeda ras.
"Dengan tes kesehatan, pasangan bisa mengetahui penyakit-penyakit tersebut lebih awal, sehingga nantinya bisaa dilakukan usaha pengobatan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," jelas dr Frizar.
Kapan melakukan tes kesehatan pra nikah?
6 bulan sebelum pernikahan dilangsungkan adalah waktu ideal untuk melakukan pemeriksaan, dengan pertimbangan masih cukup waktu untuk menangani masalah kesehatan yang mungkin ditemukan. Namun, jika tidak memungkinkan, kapan pun sebelum pernikahan dilangsungkan, Anda bisa melakukan pemeriksaan.(dfr)
0 komentar:
Posting Komentar