BThemes

Jumat, 18 Maret 2011

Sunat Hindarkan Luka Kelamin dan HIV


 
Lelaki yang disunat berisiko lebih kecil mengalami luka, lecet dan cedera kecil lainnya di penis selama berhubungan seks. Hal ini, menurut peneliti, membantu menjelaskan mengapa sunat (sirkumsisi) menurunkan risiko penularan HIV dari seks heteroseksual.

Dalam studi terbaru ini, peneliti menggunakan data dari sebuah percobaan klinis HIV di Afrika. Percobaan tersebut melibatkan 2.800 lelaki berusia antara 18 dan 24. Mereka secara acak diminta menjalani sirkumsisi atau tetap tidak disunat. Pada 2005 dan 2006, percobaan tersebut dan dua percobaan lain di Uganda, Afrika Selatan dan Kenya menunjukkan bahwa sirkumsisi bisa mengurangi risiko lelaki terinfeksi HIV hingga 60%.


Peneliti menemukan, lelaki yang disunat berisiko 39 persen lebih kecil mengalami cedera penis saat bercinta dibandingkan rekan mereka yang tidak disunat. Temuan ini, menurut peneliti Dr. Supriya D. Mehta dari University of Illinois di Chicago, meningkatkan kemungkinan bahwa penurunan risiko cedera merupakan salah satu alasan mengapa sirkumsisi menurunkan kemungkinan penularan HIV.

Bagaimana sirkumsisi mencegah penularan HIV saat berhubungan intim? Alasan pastinya, terang Mehta, masih belum diketahui. Akan tetapi, terang dia, ada beberapa kemungkinan.

Sirkumsisi, lanjut Mehta, mengurangi jumlah jaringan mukosa yang terpapar selama berhubungan intim.â€Sehingga membatasi akses virus terhadap sel-sel tubuh yang menjadi target,†terang Mehta, seperti dikutip situs foxnews.com, Senin (7/6). Selain itu, kemungkinan disebabkan oleh penebalan kulit yang terbentuk di sekitar bekas luka sirkumsisi. Penebalan kulit ini membantu menghambat masuknya HIV.

Akan tetapi, kemungkinan juga ada peran cedera penis ringan, seperti luka, lecet dan goresan di kulit yang menjadi jalan masuk HIV. Beberapa studi sebelumnya menemukan bahwa lelaki yang tidak disunat melaporkan lebih banyak kejadian cedera penis dibandingkan lelaki yang disunat.

Di awal studi yang dilaporkan di Journal of Urology ini, 64 persen lelaki mengaku telah mengalami beberapa bentuk cereda penis saat berhubungan intim selama enam bulan terakhir. Cedera paling umum adalah luka, goresan atau pengikisan. Sekitar 17 persen mengaku mengalami perdarahan.

Setelah enam bulan mengikuti percobaan, angka cedera menurun. Pada tahun kedua, 31 persen lelaki yang disunat mengaku mengalami cedera penis terkait seks dalam enam bulan terakhir.

Lelaki dari kelompok yang tidak disunat juga melaporkan pengurangan cedera, tapi kurang signifikan, dengan 42 persen mengaku tetap mengalami cedera penis selama enam bulan terakhir. Penurunan ini, menurut tim Mehta, cenderung disebabkan oleh perbaikan umum yang ditunjukkan kedua kelompok dalam praktek kesehatan seksual mereka. Perbaikan umum termasuk penggunaan kondom yang semakin banyak dan pengurangan jumlah pasangan bercinta. (IK/OL-06)

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

PIK-REMAJA TUNAS BANGSA Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha